Abah Sarka Hilang Diduga Hanyut, Ini Profil Sungai Cisanggarung yang Sering Memakan Korban Jiwa

Pewarta : Nurul Ikhsan | Editor : Nurul Ikhsan

Kuninganpos.com – Memasuki hari ketiga sejak Abah Sarka (68 tahun) warga Dusun Babakan Kidul, Desa Galaherang, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan dilaporkan hilang dengan dugaan terbawa arus sungai Cisanggarung, Tim SAR gabungan masih belum menemukan titik terang keberadaan korban. Pencarian korban dilakukan sejak hari Rabu, 22 Februari 2023.

Menurut istri korban, Caswiti (64 tahun), sekitar pukul 7 pagi, suaminya Abah Sarka berpamitan akan pergi ke sawah. Istri korban sempat mencegahnya agar membatalkan pergi ke sawah yang harus menyeberangi sungai Cisanggarung, dimana saat itu air sungai sedang banjir dengan arus cukup deras.

Foto sungai Cisanggarung diambil dari atas jembatan Desa Mekarsari, Kecamatan Maleber. FOTO: Kuninganpos.com/N. Ikhsan.

BACA JUGA : Warga Desa Galaherang Maleber Diduga Hilang Terbawa Arus Sungai Cisanggarung

Istri korban beralasan merasa khawatir suaminya tidak akan bisa menyeberangi sungai Cisanggarung karena usia korban yang sudah tua, dan arus air sungai yang sedang banjir. Namun, suami korban tetap memaksa pergi ke sawah.

Sekitar pukul 8 pagi, istri korban sempat menyusul untuk mengecek keberadaan suaminya. Saat tiba di pinggir sungai ia tidak melihat suaminya. Istri korban hanya menemukan barang yang biasa dibawa oleh suaminya kalau pergi ke sawah. Barang yang tergeletak tersebut yaitu ketel (tempat air minum) dan dingkul (wadah barang dari anyaman bambu). Lokasi ditemukannya barang-barang tersebut menjadi lokasi kebiasaan suami saat menyeberangi sungai untuk ke sawah yang berada di sebelah utara.

BACA JUGA : Hari Kedua Sejak Hilang, Pencarian Korban Abah Sarka Diduga Hanyut di Sungai Cisanggarung Belum Ditemukan

Istri korban sempat meminta seorang warga yang berada diseberang sungai untuk membantu mencari suaminya, namun korban tidak ditemukan. Istri korban memutuskan pulang dan melaporkan ke pengurus lingkungan tentang kehilangan suaminya. Menurut istri korban dan sebagian warga mengatakan, tidak ada warga yang melihat saat korban menyeberangi sungai.

Pencarian pada hari kedua sejak hilang, Tim SAR gabungan dengan jumlah personil lebih dari 100 orang dengan teliti menyusuri aliran sungai Cisanggarung yang sedang berarus deras hingga melewati empat wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Maleber, Kecamatan Luragung, Kecamatan Cimahi dan Kecamatan Cidahu. Pencarian dimulai pukul 7 pagi hingga pukul 5 sore.

BACA JUGA : Camat Maleber Akan Maksimalkan Pencarian Korban yang Hanyut di Sungai Cisanggarung

Di sebelah timur wilayah Kabupaten Kuningan, Kecamatan Cidahu berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Cirebon, dimana aliran sungai Cisanggarung bermuara atau berakhir di laut Jawa di Cirebon.

Sekilas informasi sungai Cisanggarung

Dikutip Kuninganpos.com dari beberapa sumber, sungai Cisanggarung berhulu di selatan Waduk Darma, atau tepatnya di Desa Cageur, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, dan bermuara di laut Jawa di wilayah Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisanggarung juga menjadi batas wilayah antara Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi Jawa Tengah.

Luas DAS Cisanggarung ini mencapai 817 kilometer persegi yang meliputi wilayah Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon. Panjang sungai utama mencapai 62,50 kilometer. Sungai Cisanggarung melintasi Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon di Jawa Barat, dan Kabupaten Brebes di Jawa Tengah.

Foto sungai Cisanggarung diambil dari atas jembatan Desa Mekarsari, Kecamatan Maleber. FOTO: Kuninganpos.com/N. Ikhsan.

Hulu dari Cisanggarung sendiri terletak di perbukitan Kuningan selatan, pegunungan Gunung Tilu, dan di Gunung Ciremai.

DAS Cisanggarung memiliki sejumlah anak sungai yang cukup besar, antara lain Cijangkelok, Cikeusal, Cikamuning, Cisande, Cijambu, Citaal, Cisrigading, dan Cipedak. Pengelolaan DAS Cisanggarung sendiri berada di bawah Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWS) pada Direktorat Sumber Daya Air, Kementerian PUPR. BBWS berkantor di Jalan Pemuda No 40, Kota Cirebon. Saat ini BBWS di kepalai oleh Dwi Agus Kuncoro.

Sungai Cisanggarung sendiri dikenal telah banyak memakan korban jiwa. Arusnya yang sangat deras dengan kedalaman 2-3 meter saat air banjir telah banyak warga yang hilang terbawa arus air. Namun, dari setiap ada warga yang hilang karena hanyut biasanya bisa ditemukan, walau dalam kondisi meninggal dunia.

Kejadian serupa pernah terjadi di desa yang sama dengan Abah Sarka, yang hilang terbawa derasnya arus sungai Cisanggarung. Korban seorang anak bernama Romdon warga Dusun Pabuaran, Desa Galaherang, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan juga hilang hanyut di sungai Cisanggarung pada Rabu 16 Desember 2016. Berapa hari kemudian sejak dinyatakan hilang, akhirnya korban oleh tim SAR gabungan dapat ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

By Nurul Ikhsan

Kang Ikhsan, biasa kolega pria kelahiran Kuningan ini dipanggil. Masa remajanya dihabiskan di Kota Cirebon saat ia menempuh pendidikan SMA di kota udang. Sekolah SD dan SMP diselesaikan di Kuningan. Saat SMA, pria humoris dan bageur ini sudah menyukai dunia tulis menulis. Di sekolahnya Kang Ikhsan aktif dalam club menulis dan mengelola majalah dinding (mading). Kecintaan dengan dunia Jurnalistik ia lanjutkan saat kuliah di Jakarta dengan aktif di pers kampus sebagai pemimpin redaksi tabloid kampus pada tahun 1997. Ia juga mendirikan Lembaga Pers Mahasiswa dan Radio Kampus (LEMAPKA) yang anggotanya adalah Organisasi Pers Kampus se Jabodetabek. Pendirian LEMAPKA menurutnya sebagai organ perjuangan untuk mendukung gerakan mahasiswa saat menumbangkan rezim orde baru, hingga kejatuhannya Presiden Suharto. Ia juga aktif di organ gerakan mahasiswa yang tergabung di Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se DKI Jakarta (FKMSJ). Beberapa kali mendapat penugasan sebagai jenderal lapangan (Jenlap) memimpin ribuan mahasiswa dari berbagai kampus turun ke jalan menyuarakan gerakan reformasi hingga menduduki Gedung DPR RI. Tak jarang ia menjadi buruan intel dan berurusan dengan Intelpam Polda Metro Jaya karena seringnya memimpin gerakan aksi demonstrasi mahasiswa secara besar-besaran. Sejak masih mahasiswa, Kang Ikhsan bekerja di beberapa media cetak nasional. Selepas menyelesaikan kuliah, Kang Ikhsan masih bekerja aktif di beberapa media nasional koran, majalah dan radio di Jakarta. 20 tahun ia masih mencintai dan aktif menekuni profesi jurnalisnya hingga saat ini memimpin redakasi di Kantor Berita Kuningan (KBK) yang menaungi Kuninganpos.com, Kuninganhits.com, Fajarkuningan.com, Kuningantoday.com, dan KBK Kelas Jurnalistik, serta beberapa media online nasional lainnya.

Tinggalkan Balasan

Berita Menarik Lainnya