Jabar Berdayakan Santri Melalui Berbagai Program Unggulan

Wagub Jabar menghadiri Pembukaan Youth Leader Forum 2020 (KUNINGANPOS.com/Humas Prov. Jabar)

Sabtu, 26 Desember 2020 | 07.24 WIB
Penulis : Tim Redaksi | Editor : Jamaludin Al Afgani

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menghadiri Pembukaan Youth Leader Forum Tahun 2020. Kamis 24/12/2020. (KUNINGANPOS.com/Humas Pemprov. Jabar)

KUNINGANPOS.com, Kota Tasikmalaya – Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menghadiri Pembukaan Youth Leader Forum 2020 dengan tema Santri Mengabdi Untuk Negeri. Acara dilakukan melalui konferensi video dari Kota Tasikmalaya, Kamis (24/12/2020).

Dalam sambutannya, Wagub menyampaikan, Pempov Jabar saat ini terus intens memberdayakan para santri dan pondok pesantren. 

“Pesantren di Jawa Barat semuanya ada sekitar 12.000 pesantren. Santrinya ada sekitar 4.8 juta santri. Ini sangat luar biasa,” jelas Wagub.

Wagub menjelaskan, sejumlah program sudah diluncurkan Pemprov Jabar. Mulai dari Sadesha (Satu Desa Satu Hafidz), One Pesantren One Product (OPOP), sampai Ajengan Masuk Sekolah (AMS). 

Panglima Santri Jabar ini menyatakan, program-program tersebut sejalan dengan visi pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut ia, peningkatan kualitas SDM tak hanya mengenai teknologi dan pendidikan, tapi juga keagamaan perlu ditingkatkan.

Dalam acara tersebut, Kang Uu juga mengingatkan generasi milenial untuk tidak melupakan pengabdian dan perjuangan jas hijau dalam kemerdekaan Republik Indonesia. 

“Jas hijau artinya jangan sekali-kali hilangkan jasa ulama. Karena ulama sangat berperan tentang lahirnya negara kita yang berdasarkan Pancasila,” ucapnya. 

Selain itu, kata Kang Uu, santri saat ini tidak hanya mengisi kemerdekaan di pondok pesantren dan berdakwah, tetapi juga berperan membangun Indonesia di berbagai bidang. Mulai dari ekonomi, politik, sampai perdagangan.

Menurut Kang, santri memiliki tanggung jawab dalam menyampaikan ilmu-ilmu agama kepada masyarakat kendati berprofesi sebagai politisi, ekonom, dan lain sebagainya. Sebab, tugas pokok santri mengisi kemerdekaan yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam pembangunan manusia.

“Dia menjadi politisi tetap mempunyai kewajiban untuk menyampaikan agama saat memiliki jabatan-jabatan tertentu. Dia pengusaha, kalau memang dasarnya pesantren tetap memiliki kewajiban-kewajiban tertentu untuk melaksanakan nilai-nilai Islam dalam berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.

By Tim Redaksi

Tinggalkan Balasan

Berita Menarik Lainnya