Teater Jalanan Uniku 2024, Hajatan Kursi Ekspresikan Kritik Sosial dan Perilaku Korup

Pewarta : Jamaludin Al Afghani | Editor : Nurul Ikhsan

Kuninganpos.com, Kuningan – Mahasiswa Universitas Kuningan (Uniku) kembali sukses menggelar teater jalanan dalam Karnaval Budaya Hari Jadi Kuningan ke-526, Minggu (25/8/2024). Setiap tahunnya, aksi teatrikal yang dimotori Dapur Sastra Uniku ini selalu ditunggu masyarakat Kuningan karena dinilai selalu tampil unik, tematik, dan totalistasnya seluruh peserta dalam melakukan aksi teater jalanan.

Aksi teater jalanan tahun ini mengusung tema ‘Hajatan Kursi’, dengan melibatkan ratusan peserta mahasiswa Uniku. Teater jalanan ini juga diikuti oleh civitas akademika Uniku. Rektor Uniku Profesor Dikdik Hardjadi terlihat ikut di barisan peserta teater jalanan bersama para dosen dan civitas kampus. Kampus 2 Uniku di jalan Pramuka menjadi lokasi titik kumpul peserta sekaligus titik keberangkatan dan titik akhir rute long march teatrikal jalanan.

Rektor Uniku Profesor Dikdik Hardjadi memberikan motivasi dan arahan saat pelepasan peserta aksi Teater Jalanan di Kampus 2 Uniku Jalan Pramuka. FOTO: Jamaludin Al Afghani/Kuninganpos.com

LIHAT JUGA : KuninganTV – Aksi Teater Jalanan Uniku 2024, Ekspresi Kritik Sosial

Setelah seremoni pemberangkatan yang dihadiri Rektor Uniku Profesor Dikdik, sekitar pukul 09.00 WIB peserta teater jalanan bergerak menuju Pendopo Bupati Kuningan di jalan Siliwangi. Peserta melakukan aksi teatrikal sekitar 25 menit di ruas jalan Siliwangi, tepatnya di depan Pendopo Bupati. Selanjutnya menuju Taman Kota dan kembali ke Kampus 2 Uniku sebagai titik akhir aksi teater jalanan. Aksi teater jalanan ini berhasil menyedot perhatian ribuan warga yang memadati sepanjang rute yang dilalui.

FOTO: Jamaludin Al Afghani/Kuninganpos.com

Teater jalanan terbagi dalam 3 kelompok pasukan peserta. Kelompok pertama adalah Pasukan Kursi, dengan properti teatrikal antara lain topi pejabat, telinga tikus, wajah yang di cat putih tikus, memakai kaca mata hitam, memakai sandal jepit, dan membawa kain hitam. Pasukan Kursi ini berjumlah sekitar 50 orang yang keseluruhannya peserta laki-laki.

Kelompok kedua yaitu Pasukan Kaos dengan properti memakai kaos bergambar tikus berwarna hitam dan berlatar belakang warna putih bulat. Pasukan kaos ini mengenakan topi kursi, bertelinga tikus, wajah yang di cat putih, memakai kacamata hitam, memakai alas sandal jepit, dan mengenakan kain sinjang. Pasukan kaos ini berjumlah sekitar 220 orang yang kesemuanya peserta wanita.

Selanjutnya Pasukan Bendera yang semuanya peserta laki-laki. Pasukan ini badan dan wajahnya dilumuri lumpur, dan beraksi mengibarkan bendera merah putih dan bendera kuning berlogo Uniku. Pasukan ini bergerak mengelilingi seluruh peserta teater jalanan. Di bagian depan ada 3 mobil yang dipakai untuk tim yang memainkan live musik dan tempat orator menyampaikan orasinya. Sementara 2 mobil lainnya dipakai untuk mengangkut properti dan logistik aksi.

Profesor Dikdik, kepada Kuninganpos.com mengungkapkan, aksi teater jalanan oleh mahasiswa Universitas Kuningan ini sebagai kritik sosial serta mewakili aspirasi maayarakat. Aksi ini, menurutnya wujud tanggung jawab moral anak bangsa yang dimanifestasikan dalam tema dan ekspresi seni teater dalam merespon bermacam permasalahan krusial yang terjadi di pemerintahan khususnya di Pemkab Kuningan.

FOTO: Jamaludin Al Afghani/Kuninganpos.com

Ia sangat mengapresiasi, mendukung kreasi terbaik dalam aksi teater jalanan oleh mahasiswa dari kampus yang dipimpinnya. Profesor Dikdik berharap tema dan pesan yang dibangun dalam aksi teater jalanan ini bisa menjadi bahan renungan kolektif bagi para pemangku kepentingan. Ia juga mengajak setiap elemen masyarakat di Kuningan aktif menyampaikan kritik membangun disertai solusi bagi perbaikan penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, adil, dan mensejahterakan rakyatnya.

By Jamaludin Al Afghani

Tinggalkan Balasan

Berita Menarik Lainnya