Pentingnya Peran Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan Pertanian


Oleh Prilananda Maheswari
Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengembangan pertanian dilakukan untuk menjaga serta meningkatkan keberlanjutan dalam sektor pertanian dan dalam upaya pengembangan pertanian tidak akan pernah terlepas dari peran Sumber Daya Manusia

Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsyi dalam Webinar Nasional pada Sabtu (18/7/2020) yang diselenggarakan oleh HM Pelita Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret mengungkapkan pembangunan pertanian ini akan berdampak pada tersedianya pangan untuk 267 juta jiwa, meningkatnya kesejahteraan petani, dan dapat meningkatkan ekspor pangan secara baik.

Selain itu dalam website milik Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menyebut bahwa sepanjang 2021, BPPSDMP telah melakukan program penguatan 4.744 peran dan fungsi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan Kementan melalui BPPSDMP juga telah memfasilitasi 103 unit sarana IT, meningkatkan fasilitasi pembelajaran 687 BPP, insentif bagi 43.464 penyuluh sebagai program penguatan Sumber Daya Manusia di sektor pertanian.

Berdasar fakta di atas dapat diketahui betapa krusialnya peran Sumber Daya Manusia dalam bidang pertanian hingga pemerintah menciptakan program dan fasilitas baru sebagai upaya meningkatkan kualitas petani yang dapat membantu dalam pembangunan pertanian. Sumber Daya Manusia dalam sektor pertanian merupakan salah satu elemen penting dalam praktiknya baik dari hulu hingga ke hilir, bukan hanya tenaga yang dibutuhkan dalam pengelolaannya, namun juga pengetahuan yang dimiliki dapat digunakan untuk kepentingan keberlanjutan produksi pangan dalam upaya pengembangan pertanian.

Demi mempertahankan keberlanjutan sektor pertanian, upaya pengembangan pertanian dibutuhkan untuk tetap menjaga keberlanjutan produksi pangan serta menjaga stabilitas ekonomi dan sosial para petani. Pengembangan pertanian juga tidak pernah terlepas dari peran sumber daya manusia sebab dalam praktiknya hal ini dibutuhkan guna mencapai efektivitas dan efisiensi dari tujuan pengembangan pertanian itu sendiri.

Sumber Daya Manusia yang baik adalah para petani yang mengerti mengenai praktik pertanian macam apa yang tidak memberikan efek negatif terhadap lingkungan dan mereka justru mengupayakan kegiatan bertani yang secara sengaja dapat mengurangi dampak negatif tersebut. Petani merupakan pelaku utama dalam pembangunan pertanian sehingga keberadaan petani yang berkualitas sangat dibutuhkan guna memastikan keberhasilan yang akan dicapai dalam pembangunan pertanian itu sendiri.

Kualitas Sumber Daya Manusia yang baik menjadi penentu atas keberhasilan pengembangan pertanian baik dari hulu sampai ke hilir. Kualitas yang dimiliki oleh para petani dapat menekan produktivitas hasil pertanian dengan kualitas unggul yang didapat melalui teknik yang tepat dalam budidayanya dan dapat mengelola hasil tersebut secara keberlanjutan.

Sebagai contoh kasus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah merupakan salah satu kabupaten dengan tingkat luas lahan dan tingkat produksi tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Namun mengejutkannya ada pada tingkat produktivitas padi di kabupaten ini termasuk rendah dibanding kabupaten lain. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas tidak ditentukan oleh tingkat luas lahan dan produksi yang tinggi. Produktivitas dalam pertanian sejatinya dipengaruhi oleh keberadaan Sumber Daya Manusia yang mengelola lahan tersebut berdasarkan kemampuan dan pengetahuannya.  Dengan adanya petani yang kurang mumpuni dalam mengoptimalkan fungsi lahan, maka penggunaan sumber daya lainnya tidak akan efisien sehingga dapat menghambat produktivitas tersebut.

Hal ini begitu penting dalam sektor pertanian karena Sumber Daya Manusia yang berkualitas mampu memilih bibit unggul dari suatu komoditas, menggunakan pupuk dan pestisida dengan efisien, menyediakan irigasi yang memadai, menggunakan teknik yang tepat dalam budidaya serta mengelola pengemasan yang baik dan melakukan pendistribusian hasil komoditas dengan efektif. Langkah yang dilakukan tersebut dapat menghasilkan kualitas komoditas unggul di pasaran yang memuaskan bagi pihak konsumen sehingga dapat meningkatkan harga jual yang mampu memberikan keuntungan bagi para petani.

Namun ada permasalahan mengenai isu Sumber Daya Manusia dalam sektor pertanian ini, menurut data yang diambil dari Badan Pusat Statistik, penurunan jumlah petani selama satu dekade terakhir memang nyata adanya. Jumlah petani di Indonesia pada tahun 2013 adalah 31,7 juta petani namun pada tahun 2023 menjadi 29,34 petani. Penurunan jumlah petani hingga 7,45% ini mengindikasikan berkurangnya Sumber Daya Manusia akibat petani yang tidak lagi berada pada usia produktif untuk bertani diikuti dengan kurangnya minat generasi muda untuk terjun dalam pekerjaan di bidang ini.

Faktor yang menyebabkan kian menurunnya minat generasi muda dalam sektor pertanian kebanyakan adalah karena mereka menganggap bahwa bekerja di sektor ini tidak akan mengalami pengembangan karir dan hanya memiliki pendapatan yang kecil sehingga mereka tidak ingin terjebak dengan pekerjaan yang dianggap kurang menjanjikan.

Di sisi lain keberlanjutan dalam sektor pertanian sangat diperlukan demi menjaga ketahanan pangan. Krisis pangan menjadi ancaman karena berkurangnya jumlah produksi pangan dan berdampak langsung pada ketersediaan bahan-bahan makanan di pasar. Jumlah produksi pangan dipengaruhi oleh faktor akibat berkurangnya jumlah petani yang mengakibatkan tidak optimalnya penggunaan lahan pertanian.

Dengan jumlah petani yang tidak lagi banyak dan sekian kecil persen diantaranya merupakan petani muda dengan pengalaman yang masih sedikit, menjadi tantangan yang serius untuk upaya pengembangan pertanian. Para petani dewasa sebagian besar mengalami kesulitan pada akses informasi dan pelatihan serta kondisi fisik yang kian melemah sehingga tidak dapat mengolah lahan secara optimal. Sedangkan para petani muda sebagian besar masih membutuhkan banyak pengalaman untuk mengelola lahan dan diharapkan lebih adaptif dengan penggunaan teknologi masa kini untuk membantu kegiatan bertani agar lebih efisien. Selain itu, penyuluhan terhadap petani muda juga menjadi sarana meningkatkan motivasi mereka untuk tetap bekerja pada sektor pertanian.

Maka dari itu, dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia bersama dengan upaya pengembangan pertanian yang sedang berjalan, dilakukanlah beberapa cara guna mengurangi tantangan yang dihadapi dalam prosesnya sehingga dapat mencapai keberlanjutan dan ketahanan pangan dengan lebih baik.

Peningkatan peran sumber daya manusia dalam sektor pertanian dapat dilakukan melalui penyelenggaraan penyuluhan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang kredibel dalam mendukung dan meningkatkan daya fisik maupun daya pikir yang dimiliki oleh para petani maupun para calon petani. Penyuluhan ini menjadi jembatan dalam mentransfer ilmu yang diberikan pihak kredibel dari pemerintah, organisasi non-pemerintah dan lembaga-lembaga tertentu yang terjun dalam bidang pertanian dengan memberikan pelatihan serta pengalaman mengenai cara meningkatkan dan mengelola suatu komoditas serta pengadopsian teknologi masa kini yang dapat membantu dalam kegiatan bertani.

Penyuluhan dapat membantu petani dewasa untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bertani di masa kini dengan memanfaatkan teknologi agar bisa berinovasi sehingga dapat mengoptimalkan keberlanjutan lahan. Petani muda juga diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu hasil dari penyuluhan untuk dapat bertani dengan baik dan efektif sehingga dapat meminimalisir kegagalan yang berarti.

Peran pemerintah juga turut serta dalam meningkatkan peran Sumber Daya Manusia yang berkualitas dengan kebijakan yang dibuat seperti adanya dukungan finansial guna membantu para petani untuk mendapatkan sumber daya awal yang dibutuhkan. Pemerintah juga diharapkan dapat membuat kebijakan yang jelas membantu para petani untuk mencapai kemudahan dalam menjalankan pekerjaannya seperti meningkatkan akses teknologi dan informasi, menciptakan infrastruktur yang dapat membantu menjaga kualitas hasil pertanian dan meningkatkan peran kelembagaan.

Selain itu, kelembagaan memiliki peran penting dalam upaya pembangunan pertanian sebab dengan adanya kelembagaan diharapkan dapat memberikan akses yang mudah kepada petani untuk mendapatkan sumber daya awal, informasi dan teknologi untuk mendapat akses mengenai informasi sumber daya awal dengan harga yang murah dan kepentingan pemasaran yang lebih efektif dengan membantu petani memperoleh akses ke pasar. Petani dapat lebih mudah memasarkan barang secara kolektif yang dapat meningkatkan daya tawar dan mengurangi biaya pemasaran. Selain itu, lembaga-lembaga dapat membantu dalam negosiasi harga yang lebih baik dan memastikan bahwa petani mendapatkan harga yang wajar untuk produk mereka.

Jadi, pengembangan pertanian dilakukan untuk menjaga serta meningkatkan keberlanjutan dalam sektor pertanian dan dalam upaya pengembangan pertanian tidak akan pernah terlepas dari peran Sumber Daya Manusia atau dalam sektor ini disebut sebagai petani. Petani memegang peranan penting dalam menjaga keberlanjutan pangan yang dilakukan dengan praktik-praktik yang baik dan benar dari hulu ke hilir untuk mendapatkan hasil pertanian yang unggul hingga sampai ke tangan konsumen. Demi menjaga keberlanjutan pangan, dibutuhkan para petani berkualias yang mengerti mengenai cara mengelola segala aspek salam pertanian dengan efisien.

Namun di tengah-tengah kebutuhan akan petani yang berkualitas, di sisi lain jumlah petani kian menurun pada satu dekade terakhir ini sehingga menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan keberlanjutan pangan. Tak hanya itu, tidak banyak petani dewasa yang melek akan teknologi dan keberadaan petani muda yang sedikit juga menjadi ancaman dalam hal ini.

Untuk itu, diharapkan para petani memiliki kesadaran untuk dapat terus menjaga keberlanjutan di sektor pertanian demi mewujudkan pembangunan pertanian. Untuk meningkatkan kesadaran tersebut, para petani dapat melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas baik daya fisik maupun daya pikir agar tetap mampu mempertahankan keberlanjutan produksi pangan dan tetap berperan aktif dalam pembangunan pertanian. Selain para petani, pemerintah juga kelembagaan harus turut membantu untuk pembangunan pertanian dengan mempermudah para petani dalam berkegiatan. Hal-hal yang tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti penyuluhan pertanian bagi para petani, meningkatkan peran pemerintah pada sektor pertanian seperti pembuatan infrastruktur serta meningkatkan peran kelembagaan.

By Tim Redaksi

Tinggalkan Balasan

Berita Menarik Lainnya