Pewarta : Heri Taufik | Editor : Nurul Ikhsan
Kuninganpos.com – Pembangunan di bidang konstruksi di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat yang dilakukan pemerintah seperti jalan Tol Trans Sumatera, IKN dan proyek strategis nasional dan berbagai pembangunan yang dilakukan oleh pihak swasta.
Setiap tahunnya marak sekali pekerjaan konstruksi seperti gedung bertingkat, pabrik, pekerjaan infrastruktur jalan jembatan, serta pembangunan kawasan dan area komersial. Di dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi tersebut diperlukan teknologi, metode kerja dan material. Material konstruksi sebagai salah satu komponen yang sangat penting agar pekerjaan konstruksi yang dihasilkan berkualitas baik dan meemiliki usia panjang.
Owner CV John hi-tech Contrindo (JHC), Prof. Dr. Ir. Jonbi MT, MM, M.Si, mengatakan sejak 10 tahun terakhir untuk pekerjaan konstruksi terkait dengan pekerjaan beton telah menggunakan material maju yang dikenal dengan kimia konstruksi seperti admixture, waterproofing, concrete repair, epoxy dan sebagainya. Menurutnya, penggunaan material tersebut terbukti sangat membantu mutu bangunan Gedung dan infrastruktur yang menjadi lebih berkualitas.
Namun, sayangnya produsen material kimia konstruksi tersebut masih dikuasai oleh pihak asing. Beberapa perusahaan asing yang menguasai pasar material kimia konstruksi di Indonesia diantaranya adalah PT Sika Indonesia, PT Fosroc Indonesia dan PT BASF. Ketika perusahaan tersebut menguasai pangsa pasar material kimia konstruksi di Indonesia sehingga Indonesia terkesan hanya sebagai pasar saja karena masih sedikitnya produsen lokal produk material kimia konstruksi. Sehingga Indonesia masih tergantung dari pihak luar untuk pengadaan material dan penetapan harga produk material kimia konstruksi. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap penyelesaian proyek-proyek yang ada di Indonesia.
Dikatakan Profesor Jonbi, Indonesia sejatinya memiliki banyak peluang untuk mengembangkan dan memproduksi material kimia konstruksi tersebut karena memiliki sumber daya alam berupa pasir silika dan semen yang merupakan bahan utama material kimia.
“Beberapa daerah seperti di Bangka, Lampung, Kalimantan, dan Papua memiliki potensi sumber pasir silika yang sangat besar namun belum dimanfaatkan menjadi material yang bernilai. Berdasarkan data hingga akhir tahun 2021 penjualan kimia konstruksi di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 3 triliun,” kata dia.
“Sayangnya hingga kini untuk menjadi produsen material kimia konstruksi masih terkendala memiliki pemahaman yang keliru antara lain. Selalu ditanamkan pemikiran oleh pihak asing kepada para pelaku konstruksi di Indonesia bahwa untuk membuat material kimia konstruksi harus berteknologi tinggi (Hi-Tech), harus modal besar sehingga dikesankan bahwa bangsa Indonesia tidak akan mampu untuk memproduksi material kimia konstruksi tersebut,” tambahnya.
Diberbagai kesempatan pemerintah terus-menerus mengkampanyekan tentang penggunaan material produk dalam negeri walaupun hasilnya hingga kini masih jauh dari harapan.
John hi-tech Contrindo sebagai produsen lokal yang telah berpengalaman lebih dari 30 tahun sebagai produsen kimia konstruksi dengan produknya Waterproofing, Grouting, Epoxy dan Material Repair, membuka peluang untuk para pengusaha di berbagai daerah untuk menjadi produsen kimia konstruksi melalui program franchise.
“Mari bersama kita menjadi produsen material kimia konstruksi sehingga dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan menuju kemandirian bangsa Indonesia,” ujarnya.
Silahkan bisa mengajukan minat dan dan jangan ragu menghubungi John hi-tech Contrindo melalui email: nanojbg@gmail.com, atau Whatsapp 081 683 0086. Informasi lengkap bisa mengunjungi www.jhonhitech-center.com.