Pengamat Ekonomi dan Sosial: Membangun Kuningan dengan Perkuat Kolaborasi

Pewarta : Nurul Ikhsan | Editor : Nurul Ikhsan

Langkah konkret yang harus diwujudkan dalam membangun Kuningan dengan membangun dan memperkuat kolaborasi.

Kuninganpos.com, Kuningan – Pengamat ekonomi dan sosial kelahiran Kuningan Sunarto, SH menyampaikan arah kebijakan pembangunan di Kabupaten Kuningan harus mampu memperkuat peran dan fungsi kolaborasi.

Hal itu Ia tegaskan jelang pelaksanaan Pilkada 2024 pada 27 November nanti untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Kuningan. Menurutnya, kepala daerah yang terpilih harus mampu mengadaptasi setiap tantangan dan tren perubahan dalam membangun Kuningan yang penuh dengan kompleksitas permasalahan, ditengah tidak sehatnya keuangan daerah. Ia juga mendorong kepala daerah terpilih harus mampu membuat terobosan baru dan mencipta peluang baru yang pro perubahan dan pro mensejahterakan rakyatnya.

BACA JUGA : 5 Bulan Jelang Pilkada 2024, Siapa Kantongi Mandat Partai untuk Cabup-Cawabup Kuningan

“Langkah konkret yang harus diwujudkan dalam membangun Kuningan antara lain dengan membangun dan memperkuat kolaborasi. Tidak saja kolaborasi lintas sektoral (antar SKPD) yang selama ini seperti jalan sendiri-sendiri yang seharusnya diperkuat, tapi juga bagaimana membangun kolaborasi eksternal yang bisa mendorong ekselerasi dan mencipta peluang-peluang baru seiring tantangan dan tangung jawab yang besar yang dipikul kepala daerah. Bupati-Wakil Bupati terpilih nanti harus benar-benar pro perubahan dan membuat breakthrough (terobosan) baru yang fundamental untuk membangun Kuningan,” tandasnya saat ditemui Kuninganpos.com belum lama ini.

Ia juga menyoroti pengangguran terbuka yang setiap tahunnya terus bertambah. Mengutip data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan, pengangguran terbuka di tahun 2022 mencapai 52.075 jiwa. Angka tersebut bertambah menjadi 54.511 jiwa di tahun 2023 yang didominasi oleh angkatan kerja laki-laki sebanyak 38.722 jiwa di tahun 2022, dan 37.475 jiwa di tahun 2023. Sementara itu jumlah pengangguran terbuka angkatan kerja perempuan sebanyak 13.353 jiwa di tahun 2022, dan 17.036 jiwa di tahun 2023.

BACA JUGA : Ancaman Serius Menurunnya Daya Dukung Lingkungan, Perlukah Moratorium Izin Pariwisata di Kuningan?

“Pengangguran terbuka di Kuningan dengan jumlahnya yang cukup besar dan terus bertambah setiap tahunnya akan berdampak kepada daya beli masyarakat. Ini menjadi pekerjaan rumah kepala daerah untuk mampu menciptakan lapangan kerja baru, bukan memelihara apalagi menciptakan kemiskinan baru bagi rakyatnya. Disinilah pentingnya pemda hadir dan kepala daerah mampu membuat terobosan dengan menggali setiap potensi investasi untuk ditawarkan kepada investor melalui forum investor untuk membangun Kuningan yang nantinya berdampak kepada tersedianya lapangan kerja baru,” ujarnya.

Menurutnya, Kuningan cukup didukung oleh sumber daya alam yang memadai. Hanya saja, lanjut Kang Toto sapaan akrabnya ini menegaskan, kemampuan pemerintah daerah untuk menggerakan sektor jasa dan sektor riil masih dianggap belum maksimal.

“Sektor riil bersentuhan langsung dengan aktivitas ekonomi di masyarakat yang sangat mempengaruhi atau yang keberadaannya dapat dijadikan tolok ukur untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi. Sektor riil sendiri adalah sektor yang nyata yaitu sektor yang menghasilkan barang dan jasa yang ada di masyarakat. Sektor riil ini diibaratkan mesin yang bisa menggerakkan roda perekonomian. Untuk mewujudkannya langkah kolaborasi sangat penting dibangun oleh pemda,” imbuhnya.

Ia mencontohkan, sejatinya Kabupaten Kuningan memiliki wilayah pertanian yang luas, yang tentunya memiliki potensi hasil pertanian yang besar dan seharusnya mendapat skala prioritas untuk dibangun, bukan pariwisata yang hanya menguntungkan investor tapi minim kontribusi ke Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Ayolah, bangun sektor pertanian di Kuningan yang benar, dan pertanian yang terkoneksi dengan pasarnya. Bangun pertanian yang berskala industri. Cukuplah memprioritaskan sektor pariwisata karena hanya menguntungkan investor tapi minim kontribusi ke PAD. Jika ingin bangun sektor pariwisata harus perkuat dulu ekosistem sektor turunannya seperti sektor UMKM dan sektor jasa penunjangnya,” pungkasnya.

By Nurul Ikhsan

Kang Ikhsan, biasa kolega pria kelahiran Kuningan ini dipanggil. Masa remajanya dihabiskan di Kota Cirebon saat ia menempuh pendidikan SMA di kota udang. Sekolah SD dan SMP diselesaikan di Kuningan. Saat SMA, pria humoris dan bageur ini sudah menyukai dunia tulis menulis. Di sekolahnya Kang Ikhsan aktif dalam club menulis dan mengelola majalah dinding (mading). Kecintaan dengan dunia Jurnalistik ia lanjutkan saat kuliah di Jakarta dengan aktif di pers kampus sebagai pemimpin redaksi tabloid kampus pada tahun 1997. Ia juga mendirikan Lembaga Pers Mahasiswa dan Radio Kampus (LEMAPKA) yang anggotanya adalah Organisasi Pers Kampus se Jabodetabek. Pendirian LEMAPKA menurutnya sebagai organ perjuangan untuk mendukung gerakan mahasiswa saat menumbangkan rezim orde baru, hingga kejatuhannya Presiden Suharto. Ia juga aktif di organ gerakan mahasiswa yang tergabung di Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se DKI Jakarta (FKMSJ). Beberapa kali mendapat penugasan sebagai jenderal lapangan (Jenlap) memimpin ribuan mahasiswa dari berbagai kampus turun ke jalan menyuarakan gerakan reformasi hingga menduduki Gedung DPR RI. Tak jarang ia menjadi buruan intel dan berurusan dengan Intelpam Polda Metro Jaya karena seringnya memimpin gerakan aksi demonstrasi mahasiswa secara besar-besaran. Sejak masih mahasiswa, Kang Ikhsan bekerja di beberapa media cetak nasional. Selepas menyelesaikan kuliah, Kang Ikhsan masih bekerja aktif di beberapa media nasional koran, majalah dan radio di Jakarta. 20 tahun ia masih mencintai dan aktif menekuni profesi jurnalisnya hingga saat ini memimpin redakasi di Kantor Berita Kuningan (KBK) yang menaungi Kuninganpos.com, Kuninganhits.com, Fajarkuningan.com, Kuningantoday.com, dan KBK Kelas Jurnalistik, serta beberapa media online nasional lainnya.

Tinggalkan Balasan

Berita Menarik Lainnya