Pewarta : Agus Maulani | Editor : Nurul Ikhsan
Kuninganpos.com, Kuningan – Berawal dari melihat potensi desa yang memiliki obyek daya tarik wisata dan belum mendapat sentuhan promosi dari Pemerintah, hal inilah yang menarik gadis cantik asal Desa Cipedes, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan meberanikan diri mengikuti audisi pasanggiri Mojang Jajaka Kabupaten Kuningan tahun 2023.
Dilansir Kuninganpos.com, Selasa (7/11/2023), dia adalah Nila Alifah (22 tahun), gadis cantik lulusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan.
Nila Alifah merupakan putri tunggal dari pasangan Kusnadi dan Een Suhaeni. Ayahnya merupakan seorang wiraswasta dan ibunya merupakan PNS sebagai tenaga pendidik di Sekolah Dasar (SD).
Ditemui redaksi Kuninganpos, Nila Alifah bercerita mengenai keinginannya mengikuti audisi pasanggiri Mojang Jajaka Kabupaten Kuningan tahun 2023.
“Saya mengikuti audisi mojang ini berawal dari permasalahan yang ada di desa, banyak desa yang memiliki potensi wisata dan budaya. Tetapi sampai sekarang belum tersentuh pembangunan maupun promosi, sehingga obyek tersebut terbengkalai,” ujar Nila Alifah.
Mulanya, Nila melihat potensi wisata yang ada di desanya jika disentuh pembangunan dan pengelolaan wisata Batu Eskot oleh pemerintah. Melalui audisi Moka ini, kesempatan Nila untuk mengenalkan potensi Batu Eskot jika dibangun dengan optimal, maka akan banyak pengunjung yang melihat Batu Eskot.
“Pada waktu itu pernah ada beberapa wisatawan yang mengunjungi Batu Eskot, karena tidak ada fasilitas lainnya yang dapat dinikmati wisatawan. Jadi kunjungan mereka ke wisata yang ada di desa saya hanya satu kali,” kata Nila.
Nila pun mengajak, kepada para generasi yang sudah mengenal android, memiliki media sosial. Dapat berperan menjadi wadah mempublikasikan potensi yang dimiliki desa baik itu wisata maupun kebudayaannya.
“Melalui rekam jejak digital, diharapkan anak muda mengetahui beragam kebudayaan seperti kaulinan barudak, tarian, sejarah desa, hingga potensi wisata yang ada di pedesaan. Jika sudah banyak dipublikasikan potensinya, minimal dapat perhatian dari pemerintah untuk fokus membangun obyek yang menjadi pusat perhatian atau viral,” ujarnya.