Oleh Anitra Dian Maulina
Mahasiswi Program Studi Agribisnis
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Daun sirih memiliki kemampuan antiseptik, antioksidan, dan fungisida. Kandungan minyak atsiri dalam ekstrak daun sirih sebesar 4,2%, hal tersebut menyebabkan ekstrak daun sirih mempunyai kemampuan efektivitas antibakteri yang tinggi.
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang cukup luas dan memiliki iklim tropis. Pernyataan tersebut menjadi alasan mengapa negara Indonesia memiliki banyak sekali keanekaragaman hayati yang berlimpah, contohnya saja seperti tanaman rempah-rempah dan tanaman herbal yang sejak zaman dahulu dipercaya dan bahkan digunakan sebagai media pengobatan alternatif alami yang sangat dipercayai khasiatnya oleh masyarakat sekitar.
Saat ini sebagian masyarakat juga masih ada yang mengandalkan pengobatan alternatif alami yang berasal dari tanaman herbal, yang dapat dibudidayakan dengan mudah disekitar pekarangan rumah. Dikutip dari Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan, masyarakat memilih pengobatan alternatif dikarenakan alternatif tidak mahal serta waktu pengobatan yang tidak lama untuk menyembuhkan penyakit.
Bicara tentang tanaman herbal yang kaya akan manfaat, ternyata daun sirih merah menjadi salah salah satu jenis tanaman herbal yang dipercaya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh dan dapat dijadikan obat alternatif alami. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun sirih merah adalah senyawa flavonoid, minyak atsiri, alkaloid, senyawa lignan dan neolignane, senyawa polifenolat, dan tanin.
Dikutip dari laman lombokbaratkab.go.id, secara empiris sirih merah dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti diabetes militus, hepatitis, batu ginjal, menurunkan kolesterol, mencegah stroke, asam urat, kanker, hipertensi, radang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag, kelelahan, nyeri sendi dan memperhalus kulit.
Namun, siapa sangka bahwa sebenarnya ekstrak dari daun sirih merah juga dapat digunakan sebagai antibakteri alami yang dapat memiliki banyak khasiat untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, ekstrak daun sirih merah juga dapat digunakan juga sebagai menggunaan obat alami dalam penyembuhan luka luar.
Sirih merah atau yang memiliki nama latin (Piper oratum) dapat digolongkan pula sebagai tanaman hias dan herbal yang termasuk kedalam famili Piperaceae. Sirih merah merupakan jenis tanaman merambat yang bentuk daunnya seperti hati dengan ujung daun yang meruncing dibagian atas serta memiliki warna hijau kemerahan. Permukaan pada daun sirih merah terlihat mengkilap dan tidak memiliki bulu halus. Selain itu, sirih merah memiliki batang dengan ciri bulat bertangkai dan memiliki warna hijau keungunan.
Bagian daun merupakan bagian dari sirih merah yang sering diekstrak untuk mendapatkan kandungan senyawa metabolit, dikutip dari pustaka.setjen.pertanian.go.id.
Saat ini telah banyak jurnal ilmiah yang didasari dari hasil sebuah percobaan ataupun penelitian sebagai bahan literatur penambah wawasan. Faktanya, masih minim sekali informasi mengenai ekstrak daun sirih merah yang dapat dijadikan sebagai antibakteri alami pencengah beragam penyakit, berdasarkan hasil dari penelitian dan percobaan yang telat dilakukan oleh beberapa peneliti, terdapat beberapa zat aktif di dalam daun sirih merah yang berpotensi memiliki sifat antibakteri.
Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) mengandung berbagai senyawa kimia seperti flavonoid, alkaloid, polifenolat, tanin, dan minyak atsiri yang merupakan zat yang berpotensi sebagai antibakteri. Oleh karena itu ekstrak sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dapat dijadikan sebagai antibiotik alternatif bagi seseorang yang terinfeksi bakteri, dikutip dari Artikel Review Benefit Of Red Betel (Piper crocatum Ruiz & Pav.) As Antibiotics.
Senyawa alkaloid pada kandungan ekstrak sirih merah dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara merusak membran sel bakteri.
Menurut Ajizah (2004), tanin diduga dapat mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati, dikutip dari Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia.
Kemudian pada kandungan senyawa minyak atsiri pada ekstrak daun sirih merah dalam peranannya sebagai agen antibakteri adalah dengan cara menganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel pada bakteri sehingga tidak dapat terbentuk dengan sempurna. Minyak atsiri juga memiliki sifat pembasmi kuman. Mekanisme penghambatan bakteri pada daun sirih dimungkinkan karena daun sirih mengandung minyak atsiri yang di dalamnya terdapat senyawa phenol yang bersifat bakterisid, dikutip dari Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2012.
Dilansir dari jabar.tribunnews.com, terdapat cara dalam mengonsumsi daun sirih merah sebagai antibakteri alami, yaitu dengan cara direbus dengan teknik yang benar untuk diminum air ekstraknya. Jika dilakukan dengan benar, rebusan daun sirih membawa banyak manfaat untuk Kesehatan. Hanya perlu menyiapkan sekitar 5 lembar daun sirih, kemudian rebus dengan kurang lebih 300ml air dalam waktu sekitar 15-20 menit. Lalu, minumlah air rebusan daun sirih merah tersebut selagi hangat. Air rebusan daun sirih merah tersebut dipercaya ampuh sebagai antibakteri alami yang berkhasiat untuk meredakan batuk, menghambat pertumbuhan sel kanker, obat diabetes, dan meredakan kolesterol.
Khasiat ekstrak daun sirih merah yang digunakan dalam antibakteri alami bukan hanya dapat dirasakan dengan cara mengonsumsi ekstrak daun sirih merah tersebut menjadi air rebusan, namun dapat juga dibuat menjadi gel ekstrak daun sirih merah sebagai antiseptik bakteri (Handsanitizer).
Daun sirih juga memiliki kemampuan antiseptik, antioksidan, dan fungisida. Kandungan minyak atsiri dalam ekstrak daun sirih sebesar 4,2%, hal tersebut menyebabkan ekstrak daun sirih mempunyai kemampuan efektivitas antibakteri yang tinggi, dikutip dari kompasiana.com.
Proses pembuatan gel antibakteri tersebut didasari oleh banyaknya penyakit yang muncul akibat infeksi virus dan bakteri pada tangan. Selain itu gel ekstrak daun sirih merah juga dapat digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk luka bakar, obat kumur, dan teh herbal. Maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pengobatan alternatif di kalangan masyarakat masih menjadi jalan keluar utama dalam mengatasi sebuah permasalahan yang menyangkut kesehatan.
Banyak percobaan yang membuktikan khasiat dari ekstrak daun sirih merah sebagai antibakteri alami, dikarenakan zat senyawa aktif yang dikandung dalam daun sirih merah memiliki peranan antibakteri yang berguna untuk merusak membran sel tau inti sel dalam pertumbuhan bakteri dalam tubuh. Namun, disamping khasiatnya sebagai antibakteri, efek samping yang akan terjadi apabila mengkonsumsi daun sirih merah secara sembarang dan dalam takaran yang tidak tepat akan menyebabkan efek negatif pada tubuh. Efek samping yang dapat timbul apabila mengkonsumsi air rebusan daun sirih merah secara berlebihan yaitu seperti muncul rasa mual dan muntah, kram perut, diare, bahkan dapat mengganggu kesehatan mata, Sedangkan apabila menggunakan ekstrak daun sirih sebagai obat luar, efek samping yang memungkinkan dapat terjadi adalah gatal-gatal dan ruam pada kulit.
Walaupun banyak sekali khasiat yang terkandung dalam ekstrak daun sirih merah yang berguna sebagai agen antibakteri, tetap saja apabila digunakan secara berlebihan akan menimbulkan efek yang fatal bagi kesehatan tubuh, maka dari itu perlu anjuran pemakaian dan penanganan dari dokter apabila terjadi efek samping yang lebih lanjut. Perlu diingat, daun ini bukanlah pengganti obat yang telah diresepkan dokter, dikutip dari hallosehat.com.