Pewarta : Jamaludin Al Afghani | Editor : Nurul Ikhsan
Kuninganpos.com – Upaya pemulihan ekonomi dan pengentasan kemiskinan setelah ditetapkannya Kabupaten Kuningan sebagai kabupaten dengan status miskin ekstrem di Jawa Barat pada 2021 lalu, Sekolah Pascasarjana Universitas Kuningan (SPs Uniku) melakukan program Bina Desa yang berfokus pada usaha pemberdayaan ekonomi.
Desa Ciomas, Kecamatan Ciawigebang dipilih menjadi pilot project dan kick off pertama dimulainya program Bina Desa.
Program Bina Desa sendiri bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui potensi yang dimiliki desa. Terdapat tiga program yang menjadi konkrit SPs Uniku dalam melaksanakan program Bina Desa, yaitu Pembinaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa), kewirausahaan untuk ibu rumah tangga, dan pemanfaatan lahan kebun keluarga dengan hidroponik.
BACA JUGA : SPs UNIKU Tindaklanjuti Kerja Sama Program Bina Desa dengan Desa Ciomas
Menurut Kepala Program Studi Magister Manajemen Dr. Dede Djuniardi, MM, kepada Kuninganpos.com dari Kantor Berita Kuningan menjelaskan, konkrit program Bina Desa SPs Uniku tersebut diantaranya:
1. Pendampingan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa)
Pendampingan ini dilakukan oleh tim Program Studi Magister Manajemen (MM) dengan tujuan mengakselerasi BUM Desa yang dianggap masih memiliki kelemahan dalam banyak hal, terutama manajemen. Padahal menurutnya BUM Desa memiliki peran sangat penting dalam pengembangan program pereknomian desa.
2. Kewirausahaan untuk Ibu Rumah Tangga
Menurut Dede Djuniardi, peran ibu rumah tangga dalam memperkuat ekonomi rumah tangga sangat diperlukan. Oleh karena itu mereka diajak agar memanfaatkan waktu luang untuk menjalankan usaha dengan mendapat pendampingan dari tim Program Studi Pendidikan Ekonomi (PE).
3. Pemanfaatan lahan untuk kebun keluarga dengan hidroponik
Kelompok Bale Riung Desa Ciomas menurut Dede sudah berdiri sejak sebelum pandemi, kemudian sempat vakum selama dua tahun. Pendampingan akan dilakukan oleh tim dari Program Studi Pendidikan Biologi untuk mengembangkan sayuran hidroponik.
Dosen senior Uniku ini menegaskan, program Bina Desa ini akan berkelanjutan. Menurutnya ada target waktu yang ditentukam dalam program tersebut agar pencapaiannya dapat terukur. Meski begitu, Dede menegaskan pihaknya akan melakukan monitoring program tersebut meski sudah berjalan di luar waktu kesepakatan kerja sama dengan desa-desa yang tercatat dalam MoU dengan SPs Uniku.
“Ya, dalam program ini tentu ada batas waktu agar pencapaiannya dapat terukur. Tetapi tetap bahwa ketika SPs Uniku sudah keluar dari desa, monitoring tetap berjalan dan SPs Uniku akan pindah ke desa lainnya. Ini wujud dari pencapaian visi Uniku menjadi universitas unggul dalam pemberdayaan masyarakat,” kata Dede.
Kerja sama dengan Desa Ciomas sudah disepakati selama satu tahun terhitung dari penandatanganan nota kerja sama oleh SPs Uniku dan Pemerintah Desa Ciomas pada 26 September 2022 lalu. Anggaran kegiatan sendiri dari Universitas Kuningan.
Dede menambahkan, dalam pelaksanaan program Bina Desa melibatkan tenaga ahli di bidangnya untuk melakukan pendampingan secara periodik. Selain itu juga menyertakan mahasiswa SPs Uniku agar mendapat pengalaman dari masyarakat.
“Outcome yang ditargetkan SPs Uniku dari program Bina Desa sendiri idealnya adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat berbasis potensi desanya. Dengan demikian, tidak ada lagi istilah miskin ekstrem di Kabupaten Kuningan, karena ini bentuk nyata meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat untuk berdiri di atas kaki sendiri,” tutup Dede.