Setelah Darurat Bangke, Banyak Anak Muda di Kuningan Terjerat Hutang Dari Bermain Judi Online

Pewarta : Jamaludin Al Afghani | Editor : Nurul Ikhsan

Kuninganpos.com – Maraknya praktik judi online yang merambah ke setiap kalangan masyarakat, mulai dari anak muda hingga ibu-ibu menjadi perhatian khusus dan keprihatinan banyak pihak. Hal tersebut mengindikasikan masih lemahnya kesejahteraan masyarakat.

Praktik judi online sendiri dioperasikan dengan cara sangat mudah melalui smartphone. Cukup membuat akun dan saldo di situs judi online, selanjutnya mereka bisa mengakses dan beradu nasib diberbagai situs judi yang banyak dioperasikan di dalam negeri selama 24 jam setiap hari.

Bak gayung bersambut, mudahnya proses pinjaman online (pinjol) jadi sumber modal untuk beradu peruntungan berjudi online. Alhasil, masalah baru pun muncu karena terlilit hutang ke lebih dari satu pinjol, tak sebanding dengan hasil yang diperoleh yang didapat dari judi online yang kadang sering kalah dari pada menang. Judi online memiliki daya nagih bagi pelakunya karena rasa penasaran mengalahkan nalar sehatnya, hingga abai hukum agama dan negara.

BACA JUGA : Kuningan Darurat Bank Keliling, Banyak Warga Terjerat Hutang

“Menang ketagihan, kalah penasaran” begitu kalimat yang menggambarkan hasrat para pejudi yang tanpa putus mengundi nasib untuk terus berada dalam lingkaran setan.

Keseringan bermain judi sangat berpotensi bagi pelaku terkena gambling disorder atau kecanduan judi parah, yang berimbas pada mental ekonomi maupun psikologis pelaku judi. Tidak sedikit ditemukan kasus orang yang terkena gambling disorder. Diantara dampak buruk dari perilaku tersebut adalah depresi, perasaan putus asa, tidak berdaya, hingga pemikiran untuk bunuh diri.

Selain itu, demi menutupi hutang dari pinjol yang dipakai untuk modal judi, seseorang akan berpotensi melakukan aksi nekad seperti menjual aset-aset berharga hingga mencuri.

Hal serupa juga terjadi di wilayah di Kabupaten Kuningan. Seorang pemuda saat ditemui Jurnalis Kuninganpos.com dari Kantor Berita Kuningan beberapa waktu lalu bercerita saat dirinya merasa tersiksa untuk berusaha melunasi hutangjutaan rupiah yang dipakai modal bermain judi.

Ia mengaku tak mampu lagi membayar. Akhirnya pemuda tersebut nekad menjual motor milik orang tua untuk melunasi hutang. Tak lama berselang, ia kembali meminjam uang ke beberapa pinjol untuk modal bermain judi lagi, dan kalah lagi. Tak dapat untung dari hasil bermain judi, pemuda yang tidak memiliki pekerjaan tetap ini kembali nekad menggadaikan surat tanah milik orang tua untuk melunasi hutang yang baru.

“Saya sangat tersiksa, puntang-panting cari uang sana-sini untuk bayar hutang tapi tidak dapat. Kalaupun dapat, tapi nilainya tidak seberapa. Saya udah tak mampu lagi cari uang untuk bayar, sementara tagihan sudah mau masuk jatuh tempo. Akirnya terpaksa saya nekad jual motor orang tua. Setelah lunas, saya kembali ingin main lagi (judi online) dengan harapan menang untung, tapi hasilnya malah rugi dan saya harus melunasi hutang lagi, akhirnya saya gadaikan surat tanah orang tua saya tanpa sepengetahuan mereka,” ungkapnya yang menolak disebutkan nama dan asal desanya.

Dari beberapa kasus pemuda yang terjerat hutang karena judi online, rata-rata mereka belum memiliki pekerjaan. Sulitnya mendapatkan pekerjaan menjadi salah satu alasan kalangan usia muda banting setir mengundi nasib, dengan harapan memperoleh untung dengan cepat dan mudah tanpa memikirkan dampak buruk setelahnya.

By Jamaludin Al Afghani

Tinggalkan Balasan

Berita Menarik Lainnya