Hari Lingkungan Hidup, Kolaborasi Masyarakat dan Pemerintah Wujudkan Lahan Eks Pertambangan Menjadi Hijau

Pewarta : Agus Maulani | Editor : Nurul Ikhsan

Kuninganpos.com, Cigugur – Pada momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup, Minggu (5/6/2022) masyarakat dan pemerintahan mampu berkolaborasi mewujudkan lahan eks pertambangan galian batu. Kini diubah menjadi arena hijau dan akses wisata Curug Sawer di Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan.

Kepala Desa Cisantana Ano Suratno mengatakan, kegiatan ini temanya lingkungan hidup karena merupakan rangkaian acara Hari Lingkungan Hidup. Dalam acara ini juga melibatkan komunitas UMKM, kuliner dan budaya.

“Ini salah satu contoh bahwa bisa menjadi bagian program di dalam konsep penataan lingkungan terutama masalah kerusakan lahan di Cisantana. Kita berbicara secara data setelah mampu mengubah dari kondisinya parah, kini ada perkembangan menjadi hijau,” ujar Ano Suratno.

Dikatakan Ano, ini menjadi salah satu yang dilakukan masyarakat Cisantana berkolaborasi dengan pemerintah desa, kementerian dan lintas sektor. Mereka sama-sama memberikan peranannya seperti pemberdayaan kelembagaan hingga UMKM.

“Ini harus menjadi salah satu standar ukur bahwa dalam satu dekade ini kita harus melibatkan semua unsur. Kegiatan ini pula setelah diawali seremonial, kegiatan dilangsungkan penanaman pohon, focus group discution dengan memaparkan contoh-contoh, langkah termasuk penanganannya,” kata Ano.

Dijelaskan Ano, di Cisantana sendiri masih ada beberapa PR yang menjadi catatan bagi Kementerian dan BUMN sebagai stakeholder untuk menangani persoalan limbah kotoran hewan.

“Saat ini kondisi kohe belum selesai, nanti akan ada lanjutan program lahan basah. Jadi aliran kohe yang sudah kita coba meminimalisir keatas, ini menjadi salah satu tindak lanjut dari program kementerian mengenai lahan basah. Pemanfaatan lahan kohe ini dalam hal penanganan limbah, dan pemanfaatan limbah. Pemanfaatan limbah ini terkait dengan perencanaan Pemdes Cisantana untuk membangun agro wisata dengan mengelola pupuk organik,” tutur Ano.

Disatu sisi, Ano menyebutkan, juga untuk mengantisipasi pencabutan subsidi pupuk pertengahan bulan ini.

“Kami harus sudah melakukan upaya atau tindakan bagaimana antisipasi sehingga masyarakat tetap eksis dalam bertani dan berkarya. Kegiatan ini akan berlangsung sampai hari Selasa dengan materi berbeda-beda, materi diawali masalah BUMDes karena mungkin sudah bisa mengelola aset termasuk langkah antisipasi dalam mengukur sebuah usaha. Makanya ada pembinaan, kemudian ada sharing seasion dan Antam bagaimana melakukan upaya termasuk kerjasama program CSR,” ujarnya.

By Agus Maulani

Tinggalkan Balasan

Berita Menarik Lainnya