Pewarta : Nurul Ikhsan | Editor : Jamaludin Al Afghani
Kuninganpos.com, Maleber – Menyandang sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten Kuningan tingkat SMP/MTs yang diraih tahun 2021 lalu menjadi kebanggaan sekaligus tantangan tersendiri bagi MTsN 9 Kuningan dalam mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan.
Adiwiyata sendiri merupakan program dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan tujuan menciptakan pengetahuan membangun kesadaran diri setiap unsur di sekolah.
BACA JUGA : Besarnya Minat Siswa Sekolah di Madrasah, MTsN 9 Kuningan Programkan Penambahan Ruang Kelas
Bentuk tantangan tersebut antara lain kemampuan pihak sekolah merubah kebiasaan 700 siswa didik di sekolah tidak lagi menciptakan sampah plastik yang berasal dari kemasan minuman atau makanan. Pihak sekolah juga terus mengkampanyekan diet penggunaan kantong/wadah berbahan plastik atau wadah dari sterafom. Sekolah juga telah membuat kebijakan agar siswa membawa alat minum/tumbler sendiri yang dibawa dari rumah.

Membangun kesadaran dan kebiasaan baru agar siswa tidak lagi menggunakan kemasan/wadah plastik, menurut Kepala Sekolah MTsN 9 Kuningan Dra. Hj. Lilis Roslina Emod, M.Pd.I harus secara berkelanjutan dan konsisten dikampanyekan serta dipraktekan. Harapannya bisa terbentuk kebiasaan yang baik dan ramah lingkungan dikalangan siswa.
”Selain penghijauan, dan pembibitan pohon dan bunga, sekarang sudah kita canangkan program mengurangi sampah plastik mulai dari sekolah. Karena bumi yang indah itu berawal dari sekolah. Program ini sudah berjalan, dan anak-anak tidak lagi jajan menggunakan plastik dan sedotan, dan mereka membawa alat makan dan minum sendiri dari rumah. Alhamdulilah ini sudah berjalan dan sudah nampak hasilnya, antara lain sekolah semakin bersih, bebas dari plastik, dan perilaku anak bisa mempraktekan kegiatan yang ramah lingkungan,” ujar Ibu Lilis, sapaan akrabnya kepada Jurnalis Kuninganpos dari Kantor Berita Kuningan, Sabtu (5/2/2022).
Diungkapkan Ibu Lilis, ia berharap bisa terbangun lingkungan sekolah yang sehat, rindang, sejuk dan terbebas dari sampah plastik. Menurutnya, lingkungan sekolah yang sehat bisa mendorong produktivitas pembelajaran dan pengajaran.
”Alhamdulilah, secara perlahan sudah mulai terbangun kesadaran dan kebiasaan baru dari siswa untuk sebisa mungkin menghindari penggunaan plastik dari kemasan minuman dan makanan saat jajan di kantin. Pihak penjual di kantin pun sudah kami arahkan tidak menyediakan kemasan dari plastik seperti sedotan, terutama penggunaan sterafom,” ungkapnya.
Diraihnya sekolah Adiwiyata, menurut Ibu Lilis menjadi pembelajaran dan komitmen bagi seluruh civitas di MTsN 9 Kuningan dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat, nyaman, rindang, ramah anak dan ramah lingkungan. Selain itu, ia berharap MTsN 9 Kuningan menjadi tempat bagi siswa didik dalam mengeksplor semua potensi yang dimiliki dan menjadi wahana dalam membentuk karakter anak.
”Sekolah Adiwiyata, mencanangkan dan membentuk anak-anak yang berkarakter dan peduli lingkungan. Alhamdulilah, banyak sekali program-program yang kami buat dalam mendukung sebagai sekolah Adiwiyata, diantaranya kami berupaya menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman untuk anak-anak belajar dan berinteraksi, suasana sekolah yang rindang, dan bebas polusi,” tuturnya.
Salah satu siswi MTsN 9 Kuningan, Rien Restina Sulastri, mengatakan sangat mendukung program kampanye diet kantong/wadah plastik di sekolahnya. Menurut siswa kelas IX ini, sangat penting membangun kesadaran dan kebiasaan baru siswa tidak lagi menghasilkan sampah dari plastik dari kemasan minuman atau makanan. Rien, sapaan akrabnya, juga merasakan sudah ada perubahan kesadaran dan kebiasaan dari sesama siswa sejak diterapkan kebijakan sekolah berwawasan lingkungan hidup.

”Diterapkannya program sekolah berwawasan lingkungan hidup banyak sekali manfaat yang dirasakan, antara lain lingkungan sekolah menjadi bersih, dan banyak siswa mulai sadar tentang lingkungan. Misal, siswa sudah membawa alat minum tumbler dan alat makan sendiri dari rumah, jadi bisa mengurangi sampah plastik,” ujar Rien.
Ditambahkan Rien, ia juga merasakan saat ini lingkungan di sekolah kebangaannya semakin rindang, dan sampah plastik terus berkurang.
”Dengan berkurangnya sampah plastik, banyak tanaman-tanaman bisa hidup lebih bagus. Berkurangnya sampah plastik setidaknya mengurangi pencemaran lingkungan, dan udara menjadi lebih bersih dan sejuk,” tutur Rien, yang juga dikenal sebagai siswa berprestasi di MTsN 9 Kuningan.
Dijelaskan Ibu Lilis, pihaknya juga tengah mengintensifkan program pembelajaran lingkungan hidup bagi siswa.
”Kami akan terus aktifkan eskul pembelajaran lingkungan hidup untuk siswa, dengan harapan dari program ini bisa membangun kader konservasi, dimana siswa bisa menjadi bagian penting dari terwujudnya sekolah berwawasan lingkungan hidup. Sikap siswa mencintai lingkungan yang bersih dan sehat, harapan kami, selain di lingkungan sekolah juga bisa diterapkan oleh siswa di rumah,” pungkasnya.