Youtuber Nyai Koplak: Dari Bisnis, Persahabatan dan Bangun Konten Kreator

Pewarta : Adam Gumelar | Editor : Nurul Ikhsan

Kuninganpos.com Ini cerita Nyai Koplak, geng empat sekawan emak-emak heboh asal Kuningan yang tengah bersemangat menjalani ‘profesi sampingan’ sebagai youtuber. Tenang dulu, aktivitas mereka sebagai youtuber tidak meninggalkan kodrat sebagai wanita. Mereka tetap memprioritaskan tugas utama sebagai ibu rumah tangga, melayani suami dan mengurus anak-anak di rumah.

Kuartet Nyai Koplak beranggotakan Nyai Lilis Muryati dari Bandorasa Wetan, Nyai Yeti AR atau biasa dipanggil Chuneng asal Cilaja, Nyai Yani Suryani dari Ciloa, dan Nyai Iis dari Kalapa Gunung. Setiap personil Nyai Koplak dipanggil dengan panggilan Nyai. Dari keempat personil, hanya Nyai Chuneng yang belum berumah tangga.

Dituturkan Nyai Lilis Muryati kepada Adam Gumelar dan Jamaludin Al Afghani dari Kuninganpos.com saat ditemui di Galeri Kopi Kuningan, ia menceritakan terbentuknya kuartet Nyai Koplak berawal dari hubungan bisnis diantara personil yang sudah terjalin lebih dari lima tahun. Bisnis yang mereka jalankan dengan cara memanfaatkan handphone. Mereka berbisnis dengan tujuan ingin membantu ekonomi keluarga dan membantu suami. Prinsipnya, menjalankan bisnis sambil berkreatifitas dan bermain.

Nyai Koplak saat di wawancara Jurnalis KuninganTV

Seringnya bertemu bahkan sudah menganggap keluarga satu sama lain, merasa ada kesamaan minat dan hobi, akhirnya keempat sekawan ini sepakat membuat konten dan mendirikan youtube channel yang mereka namai Nyai Koplak. Penamaan Koplak sendiri diambil dari celetukan spontan saat ngobrol.

“Hubungan bisnis mempertemukan kami. Awalnya kami sudah kenal lebih lima tahun, kita merasa nyaman, kompak, sejalan, kenapa sih tidak sekalian buat konten di youtube. Dari situ tercetuslah Nyai Koplak,” tutur Nyai Lilis penyuka hobi makan ini.

Belum sebulan mendirikan kanal youtube Nyai Koplak, keempat personil ini langsung ngebut membuat konten video untuk ditayangkan. Tema video yang diangkat seputar aktivitas Nyai Koplak yang sengaja dibuat natural layaknya kegiatan ibu-ibu rumah tangga sehari-hari, seperti memasak, jalan-jalan, saat berkumpul dan ngobrol, makan bareng, berburu kuliner dan kegiatan lain yang mereka rekam untuk dijadikan konten video.

“Tujuan dibentuknya Nyai Koplak untuk menghibur ibu-ibu yang ada di rumah, apa yang dilakukan sehari-hari, saat kita berkumpul kita share. Video yang dibuat secara spontan, tidak dibuat-buat,” ujar Nyai Iis, penyuka hobi memasak ini.

Dijelaskan Lilis, ide pembuatan konten video terkadang dari hasil obrolan personil Nyai Koplak di aplikasi whatsapp. “Sering ide muncul dari percakapan di grup whatsapp. Kami membuat konten setelah pekerjaan di rumah sudah selesai,” tutur Lilis.

Tak disangka, dalam waktu singkat channel youtube Nyai Koplak langsung mendapat apresisasi dari penonton, dan mendapat lebih dari 580 subscriber. Saat ini ke empat personil tengah mengejar target memenuhi standar minimal durasi jam tayang dan minimal jumlah subscriber yang disyaratkan youtube agar channel youtube Nyai Koplak bisa di monetisasi.

“Karena sering kesana kemari makan bareng, kenapa gak dibuat konten, ya meskipun ragu karena apa sih yang mau di publis, ya Alhamdulillah meskipun baru 2 minggu subscriber sudah lumayan,” ungkap Nyai Iis dengan nada optimis.

Channel Nyai Koplak sendiri mendapat bimbingan dari manager Nyai Koplak, Kang Ading, yang juga seorang youtuber kenamaan asal Kuningan. Saat ini Kang Ading tinggal dan bekerja di negara Brunai Darussalam. Channel youtube dengan nama Kang Adink sendiri sudah mendapatkan lebih dari 74 ribu subscriber, dengan rata-rata setiap konten videonya selalu ditonton ribuan hingga ratusan ribu viewer.

“Ide bikin konten juga dari kang Ading. Kang Ading juga salah satu manager kita, kebetulan Kang Ading lagi di luar negeri. Karena ini masih baru, jadi kami masih belajar gimana cara menjadi content creator, dan konten kami ini lebih bagus lagi dan memberikan manfaat bagi semuanya,” tambah Nyai Lilis.

Sebagai youtuber pendatang baru, mereka tentunya dituntut konsisten dan terus berkreatifitas sambil menjalankan hobi mereka dalam berbisnis dan bersosialita. Nyai Koplak berdiri disatukan dengan semangat kebersamaan dalam persahabatan.

“Kita harus saling mengerti, saling menghargai, dan saling memahami. Pentingnya saling memahami karena masing-masing personil punya perbedaan, punya karakter masing-masing, harus saling support,” pungkas Nyai Lilis.

Dalam membangun kreatifitas, Nyai Iis memberikan tips, “Manfaatin handphone buat jualan, membuat status yang menghasilkan, dan memanfaatkan era digital”.

Tips senada disampaikan Nyai Lilis, “Bukan sekedar main, tapi menghasilkan. Jadikan perjalanan sebagai pengalaman hidup”.

By Adam Gumelar

Tinggalkan Balasan

Berita Menarik Lainnya