Pewarta: Jamaludin Al Afghani | Editor : Nurul Ikhsan
Kuninganpos.com – Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan Dian Rahmat Yanuar membuka resmi pameran karya seni rupa Kuningan Biennale, Sabtu (11/9/2021), bertempat di Gedung Kesenian Raksawacana, Kota Kuningan.
Kuningan Biennale mengangkat tema ‘Niaga’, menampilkan karya seni rupa terbaik 25 orang seniman dari Kuningan, Cirebon, Tangerang, dan Surabaya. Pameran digelar 11-30 September. Tema Niaga yang diangkat dalam pameran yang digelar pertama kali di Kuningan tersebut, seniman dalam karyanya memotret keseharian perniagaan masyarakat Kuningan. Selain tema Niaga menggali sejarah dan kultur budaya perniagaan masyarakat Kuningan.
Selain menampilkan instalasi seni rupa, rangkaian pameran Kuningan Biennale akan diisi simposium, performing art, pagelaran musik, dan saresehan sastra.
Disampaikan Dian, Pemkab Kuningan sangat mengapresiasi dan mendukung penyelenggaraan pameran seni rupa Kuningan Biennale. Ia mendorong agar pameran Kuningan Biennale menjadi agenda yang rutin digelar. Ditegaskan Dian, Pemkab Kuningan membuka ruang ekspresi seluas-luasnya bagi pekerja seni menampilkan karya terbaiknya untuk ditampilkan di ruang publik.
Sekda Dian juga terkesan dengan tema yang diangkat Kuningan Biennale, Niaga. Tema Niaga sendiri menceritakan latarbelakang dan sisi lain masyarakat Kuningan dalam berniaga, yang diekspresikan dalam bentuk karya seni rupa. Sekda juga melihat satu demi satu karya seni rupa yang ditampilkan didampingi Direktur Kuningan Biennale, Agung M Abul yang menjelaskan masing-masing karya yang dibuat oleh seniman yang ikut memamerkan karyanya di Kuningan Biennale.
Pameran seni rupa Kuningan Biennale juga mendapat apresiasi dari Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Hilman Farid.
Dalam sambutannya yang disampaikan melalui virtual, dikatakan Hilman, pameran seni rupa sebagai ruang ekspresi pekerja seni harus didukung oleh pemerintah daerah. Pihaknya juga mendukung penuh setiap usaha penggiat dan pelaku seni dan budaya, dan bersedia menfasilitasi setiap pertunjukan karya seniman dan budayawan, dengan tujuan ruang ekspresi seni budaya harus terus ditampilkan sebagai media pendidikan dan kritik sosial yang konstruktif.
Penggagas dan penyelenggara pameran Agung M Abul, yang juga Direktur Kuningan Biennale menjelaskan, pameran instalasi seni rupa yang ia gelar bertujuan menyediakan ruang ekspresi bagi seniman menampilkan karyanya.
“Kuningan Biennale sebagai ruang ekspresi bagi seniman mewujudkan ide dan menampilkan karya seninya. Pameran ini sepenuhnya terwujud hasil kolaborasi penggiat dan pekerja seni. Semoga pameran Kuningan Biennale dapat kami gelar berkelanjutan,” tutur Agung.
Dikatakan Agung, kedepan Kuningan Biennale bisa melibatkan lebih banyak pekerja seni di Indonesia, bahkan melibatkan perupa dari beberapa negara yang sudah menyatakan ketertarikannya ikut berpartisipasi.
Antusias pengunjung
Di hari pertama pembukaan, hingga sore hari pameran seni rupa Kuningan Biennale dipadati oleh pengunjung yang datang dari berbagai wilayah di Kuningan dan Cirebon. Beberapa tokoh seniman dan budayawan turut hadir, antara lain musisi kenamaan asal Kuningan yang juga pendiri Tabuhan Nusantara dan pemilik Bumi Seni Tarikolot Kuningan, Yusuf Oeblet.
Pengunjung terlihat antusias mengapresiasi setiap karya seni yang ditampilkan. Bahkan pengunjung juga bisa bertanya langsung ke seniman yang membuat karya. Di hari pertama, pengunjung pameran Kuningan Biennale di dominasi oleh mahasiswa dan pelajar.
Dikatakan Agung, ia mengajak masyarakat Kuningan bisa datang melihat dari dekat karya seni rupa yang ditampilkan para seniman di Kuningan Biennale. Melalui ruang pameran, Agung berharap pengunjung mendapat pengalaman baru dan mengapresiasi karya seni rupa.