Pewarta : Nurul Ikhsan | Editor : Heri Taufik
Kuninganpos.com – Talenta bernyanyi gadis cantik kelahiran Kuningan, 4 April 2004 ini sudah terlihat sejak ia di usia sekolah dasar. Darah dan bakat seni di diri gadis berhijab bernama lengkap Putri Dwi Mega Apriliya ini mengalir dari kedua orang tuanya yang juga berprofesi sebagai musisi dangdut profesional.
Sang Bunda, Juju Jamilah, adalah seorang penyanyi dangdut senior. Ayahnya, Ima Jumantara, juga seorang musisi dangdut yang mahir memainkan instrumen musik di sektor guitar dan keyboard. Kedua orang tua Putri hingga saat ini aktif mengelola grup musik dangdut yang cukup terkenal di wilayah Kabupaten Kuningan, Raka Nada. Lingkungan keluarga yang berlatar pekerja seni musik dangdut telah menuntun Putri mengikuti jejak kedua orang tua, tentunya ia tampil dengan karakter yang berbeda.
Putri tumbuh menjadi seorang gadis jelita dan enerjik, tentu dengan mimpi dan cita-cita yang ingin di wujudkan oleh pengagum penyanyi Noer Halimah ini. Putri saat ini tengah menempuh pendidikan di sekolah negeri terbaik di Kabupaten Kuningan, yaitu di SMUN 1 Kuningan. Ia duduk di kelas XII. Tak hanya prestasi akademik di sekolah, gadis ramah pemilik tinggi badan 165 cm juga banyak mendulang prestasi di ajang lomba panggung dangdut yang sudah ia ikuti sejak di bangku SMP.
Berbagai perlombaan di panggung dangdut berhasil diraih Putri dengan prestasi gemilang. Bagi gadis periang pengagum penyanyi dangdut Yunita Ababiel ini, mengangkat tropi juara 1 seolah sudah menjadi tradisi di setiap panggung dangdut yang diikutinya. Tak hanya di Kuningan, Putri rajin mengikuti lomba yang digelar di berbagai kota lain di Jawa Barat antara lain di Bandung, Cimahi dan Ciamis, dan selalu tampil sebagai pemenang. Selama mempersiapkan mengikuti berbagai ajang lomba, ia dimentori langsung oleh sang ayah dan bunda.
Menurut Putri, panggung lomba telah membentuk mental dirinya lebih berani tampil di atas panggung. Banyak pelajaran dan pengalaman yang ia dapat dari setiap panggung yang ia ikuti. Ia sadar, seperti diajarkan kedua orang tuanya, jam terbang di panggung akan membentuk mental dan karakter bagi seorang penyanyi dangdut.
Dikatakan Putri, panggung telah mengajarkan kedewasaan, penjiwaan, dan keluwesan dalam bernyanyi. Di panggung, ia belajar mengontrol emosi dan mempelajari psikologi audien. Dari panggung juga, Putri bisa belajar bagaimana seorang penyanyi dapat menyuguhkan penampilan terbaiknya untuk bisa tampil prima dan menghibur. Ia merasakan, ada keasyikan tersendiri saat ia tampil bernyanyi di atas pentas.
Ada cerita menarik saat Putri sering tampil menjuarai lomba dangdut di wilayah Kuningan, oleh panitia lomba, gadis penyuka sayuran dan hobi makan ini sudah diminta sebagai bintang tamu (guest star), bukan sebagai peserta. Menurut penyelenggara lomba, terlalu berat bagi peserta lain bisa bersaing dengan Putri.
Target bisa lolos panggung pencarian bakat
Kepada Nurul Ikhsan dan Adam Gumelar dari Kuninganpos.com saat sesi wawancara di kediamannya di Perumahan Puri Asri 3, Ciporang, Kota Kuningan, Senin (9/8/2021), dituturkan Putri, jika cita-cita yag belum terwujud adalah bisa lolos seleksi dan tampil di mega panggung dangdut paling bergengsi di tanah air, yaitu kontes pencarian bakat tingkat nasional.
Panggung pencarian bakat dimaksud, digelar dan disiarkan oleh televisi swasta nasional. Saat ini ajang pencarian bakat di panggung KDI (MNC TV), dan panggung serupa lainnya seperti Rising Star Indonesia Dangdut (MNC TV), Liga Dangdut/Lida (Indosiar) telah banyak melahirkan bintang penyanyi baru di blantika musik dangdut tanah air. Kawah candradimuka di panggung pencarian bakat level nasional ini bisa menjadi pintu masuk bagi seorang penyanyi dangdut dalam membangun karir bermusiknya. Panggung kontes bergengsi ini seperti jalan membangun kesuksesan menjadi artis dangdut profesional.
Bisa tampil di panggung pencarian bakat di level nasional, menurut gadis penyuka olahraga beenang ini adalah idaman bagi setiap penyanyi dangdut usia muda seperti dirinya. Ia mencontohkan, sangat terkesan dengan materi penjurian di panggung KDI yang sangat detail, baik dari kemampuan dan penjiwaan bernyanyi, attitude, wardrobe yang dipakai, penguasaan panggung, dan koreografi. Dewan juri yang terlibat di KDI adalah penyanyi profesional berkaliber nasional. Tayang di media televisi, tentunya panggung KDI sebagai ajang bagi peserta memperkenalkan diri ke publik dan jagat industri musik dangdut di tanah air.
Putri mengakui, tak mudah bisa lolos di panggung kontes dangdut tingkat nasional. Tantangan dan persaingan yang berat justru menjadi cambuk bagi pengagum penyanyi senior Rita Sugiarto ini untuk lebih serius, dan giat berlatih olah vokal. Ia yakin, perjuangan membangun karir bermusik tak akan menghianati hasil.
Panceg memilih dangdut
Awal suka bernyanyi saat sekolah SD, Putri memilih bernyanyi lagu-lagu pop, bahkan nyanyi qosidah. Saat di bangku SMP, pengagum penyanyi kharismatik Elvi Sukaesih ini beralih mendalami dangdut. Menurutnya, musik dangdut sangat unik dan keren untuk dinyanyikan. Musik dangdut dikatakan Putri, akan enak di dengar dan dihayati jika menguasai suara cengkok khas saat bernyanyi dangdut. Tak mudah bisa menguasai cengkok dangdut jika tak serius berlatih, selain juga bakat bernyanyi yang dimiliki.
Dituturkan Putri, bimbingan dari sang Bunda yang juga seorang penyanyi dangdut profesional sangat membantu dirinya dalam mempelajari olah vokal, tekhnik cengkok, dan penjiwaan. Menurut Putri, ada energi baru saat dirinya bernyanyi dangdut. Ia sangat menikmati betul melantunkan musik dangdut. Penghayatan yang dalam saat bernyanyi, ungkap Putri, tanpa sadar air mata bisa menetes.
Bagi Putri, menyanyi dangdut sudah menjadi passion-nya. Ia serius membangun karir sebagai penyanyi dangdut profesional. Harapan Putri, ia ingin mempersembahkan prestasi terbaiknya di musik dangdut untuk kedua orang tua, dan keluarga besar yang selalu mendukungnya.
Kedepan, ia bisa melahirkan karya album bermusiknya. Dikatakan Putri, di panggung pentas karir bernyanyi, ia ingin mengharumkan tanah kelahiran yang dicintainya, Kabupaten Kuningan. (NURIS).